Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ( GAKY )
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Masalah kekurangan
konsumsi pangan bukanlah hal baru, namun masalah ini tetap aktual
terutama di negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia.Kehidupan
manusia tak dapat dipisahkan dari masalah kekurangan konsumsi pangan , sehingga
kita sering menemukan ketidak mampuan masyarakat dalam hal pengelolaan makanan
yang baik sesuai dengan standar gizi kesehatan.
Salah satu upaya yang
mempunyai dampak cukup penting terhadap peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) adalah peningkatan status gizi yang merupakan salah satu faktor
yang menentukan kualitas hidup dan produktivitas kerja.
Masalah Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY) khususnya Gondoktelah lama dikenal di Indonesia.Hal
ini terlihat dari adanya patung-patung tokoh pewayangan yang ditampilkan dengan
leher yang membesar karena Gondok.Tidak hanya dalam pewayangan
dalam kehidupan nyatapun di beberapa daerah dengan mudah dapat di jumpai
penderita Gondok.
GAKY merupakan salah satu
permasalahan
gizi yang sangat serius, karena dapat menyebabkan berbagai penyakit yang
mengganggu kesehatan antara lain ; Gondok, Kretenisme, Reterdasi Mental dll.
Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa
pengaruh/dampak GAKY begitu luas, sejak masih dalam kandungan, setelah lahir
sampai dewasa. Yang sangat mengkhawatirkan akibatnya
pada susunan syaraf pusat, karena akan bepengaruh pada kecerdasan dan
perkembangan sosial masyarakat dikemudian hari
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan melihat latar belakang yang
telah diuraikan di atas tentang masalah kekurangan konsumsi pangan yang merupakan salah satu
permasalahan
gizi yang sangat serius, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam makalah ini yaitu membahas tentangGangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY).
C. TUJUAN
1. Mengetahui berbagai definisi yang berhubungan
dengan GAKY
2. Mengetahui faktor – faktor yang
berhubungan dengan masalah GAKY
3. Mengetahui jumlah kebutuhan iodium yang
dianjurkan setiap hari
4. Mengetahui macam-macam gangguan akibat GAKY
5. Mengetahui upaya pencegahan dan penanggulangan
terhadap GAKY
D. MANFAAT
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya
pemberian garam beryodium
2. Menambah pengetahuan tentang berbagai penyakit gangguan akibat
kekurangan yodium
3. Menambah pengetahuan berbagai penyebab gangguan akibat
kekurangan yodium
4. Sebagai bahan pembelajaran dalam mata
kuliah Gizi dan Terapi Diet
5. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa dan pihak-pihak lain yang
akan melakukan penyusunan makalah dengan topic yang sama
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Gizi adalah zat-zat yang
diperoleh dari bahan makanan yang mempunyai nilai sangat penting untuk
dikonsumsi oleh tubuh.
Yodium adalah sejenis mineral yang terdapat di
alam, baik di tanah maupun di air. Yodium merupakan zat gizi mikro yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Yodium diperlukan
tubuh dalam pembentukan hormon tiroksin untukmengatur pertumbuhan dan
perkembangan mulai dari janin sampai dewasa.
Garam Beryodium adalah
suatu garam yang telah diperkaya dengan KIO3(Kalium Iodat) sebanyak
30-8- ppm.
GAKY merupakan suatu
masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan Yodium, akibat kekurangan
Yodium ini dapat menimbulkan penyakit, salah satu yang sering kita
kenal dan ditemui dimasyarakat adalah Gondok.
B. Tinjauan
Ontologi Iodium
Iodium
ditemukan pada tahun 1811 oleh Courtois. Iodium merupakan sebuah anion monovalen. Keadaannya dalam
tubuh mamalia hanya sebagai hormon tiroid. Hormon-hormon ini sangat
penting selama pembentukan embrio dan untuk mengatur kecepatan metabolis dan
produksi kalori atau energi disemua kehidupan. Jumlah iodium yang
terdapat dalam makanan sebanyak jumlah ioda dan untuk sebagian kecil
secara kovalen mengikat asam amino. Iodium diserap sangat cepat oleh usus
dan oleh kelenjar tiroid di gunakan untuk memproduksi hormon thyroid.
Saluran ekskresi utama iodium adalah melalui saluran kencing (urin) dan cara
ini merupakan indikator utama pengukuran jumlah pemasukan dan status
iodium. Tingkat ekskresi (status iodium) yang rendah (25 – 20 mg
I/g creatin) menunjukan risiko kekurangan iodium dan bahkan tingkatan
yang lebih rendah menunjukan risiko yang lebih berbahaya (Brody, 1999).
Dalam saluran pencernaan, iodium dalam bahan
makanan dikonversikan menjadi Iodida yang mudah diserap dan ikut bergabung
dengan pool-iodida intra/ekstraseluler. Iodium tersebut
kemudian memasuki kelenjar tiroid untuk disimpan. Setelah mengalami
peroksidasi akan melekat dengan residu tirosin dari tiroglobulin.
Struktur cincinhidrofenil dari residu tirosin adalah iodinate
ortho pada grup hidroksil dan berbentuk hormon dari kelenjar tiroid
yang dapat dibebaskan (T3 dan T4) (Linder,
1992). Iodium adalah suatu bagian integral dari hormon tridothyronine
tiroid (T3) dan thyroxin (T4).
Hormon tiroid kebanyakan menggunakan, jika tidak semua, efeknya melalui
pengendalian sintesis protein. Efek-efek tersebut adalah
efek kalorigenik, kardiovaskular, metabolisme dan efek
inhibitor pada pengeluaran thyrotropin oleh pituitary(Sauberlich,
1999).
Kebanyakan Thyroxine (T4)
dan Triidothyronine (T3) diangkut dalam bentuk
terikat-plasma dengan protein pembawa. Thyroxine-terikat
protein merupakan pembawa hormon tiroid utama yang beberapa di antaranya juga
terikat dengan thyroxin-terikat prealbumin (Sauberlich, 1999).
Tingkat bebasnya hormon-hormon tersebut dalam
plasma dimonitor olehhipotalamus yang kemudian mengontrol tingkat
pemecahan proteolitis T3 dan T4 daritiroglobulin dan
membebaskannya ke dalam plasma darah, melalui tiroid stimulating hormon (TSH).
Kadar T4 plasma jauh lebih besar dari pada T3,
tetapi T3 lebih potensial dan “turn overnya” lebih
cepat. Beberapa T3 plasma dibuat dari T4 dengan
jalandeiodinasi dalam jaringan non-tiroid. Sebagian
besar dari kedua bentuk terikat padaprotein plasma, terutama thyroid-binding-globulin (TBG),
tetapi hormon yang bebas aktivitasnya pada sel-sel target. Dalam sel-sel
target dalam hati, banyak dari hormon tersebut didegradasi dan iodidat dikonversikan
untuk digunakan kembali kalau memang dibutuhkan (Linder, 1992).
Menurut
Ganong (1989) apabila mengkonsumsi iodium 500 mg/hari, hanya sebagian iodium (120 mg) yang masuk ke dalam kelenjar tiroid,
dan dari kelenjar tiroid disekresikan sekitar 80 mg yang terdapat dalam T3 dan
T4, yang merupakan hormon tiroid. Selanjutya T3 dan
T4 mengalami metabolisme dalam hepar dan dalam jaringan
lainnya. Sehingga dari hepar dikeluarkan sekitar 60 mg ke dalam cairan empedu, kemudian dikeluarkan
ke dalam lumen usus dan sebagian mengalami sirkulasi yang lepas dari reabsorbsi
akan diekskresikan bersama feses dan urin.
C. Ekologi Kekurangan Yodium
Sebagian besar yodium berada di samudera /
lautan, karena yodium (melalui pencairan salju dan hujan) pada permukaan tanah,
kemudian dibawa oleh angin, aliran sungai, dan banjir ke laut. Kondisi ini,
terutama di daerah yang bergunung-gunung di seluruh dunia, walau dapat juga
terjadi di lembah sungai.
Yodium yang berada di tanah dan lautan dalam
bentuk yodida. Ion yodida dioksidasi oleh sinar matahari menjadi elemen yodium
yang sangat mudah menguap, sehingga setiap tahun kira-kira 400.000 ton yodium
hilang dari permukaan laut. Kadar yodium dalam air laut kira-kira 50
mikrogram/liter, di udara kira-kira 0,7 mikrogram/meter kubik.
Yodium yang berada dalam atmosfer akan kembali
ke tanah melalui hujan, dengan kadar dalam rentang 1,8 - 8,5 mikrogram/liter.
Siklus yodium tersebut terus berlangsung selama ini.
Kembalinya yodium ke tanah sangat lambat dan
dalam jumlah sedikit dibandingkan saat lepasnya. Proses ini akan berulang terus
menerus sehingga tanah yang kekurangan yodium tersebut akan terus berkurang
kadar yodiumnya.
Di sini tidak ada koreksi alamiah, dan
defisiensi yodium akan menetap. Akibatnya, populasi manusia dan hewan di daerah
tersebut yang sepenuhnya tergantung pada makanan yang tumbuh di daerah tersebut
akan menjadi kekurangan yodium
D. Tinjauan Aksiology Iodium
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
adalah sekumpulan gejala atau kelainan yang ditimbulkan karena tubuh
menderita kekurangan iodium secara terus – menerus dalam waktu yang lama yang
berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup (manusia dan hewan)
(DepKes RI, 1996). Makin banyak tingkat kekurangan iodium yang dialami
makin banyak komplikasi atau kelainan yang ditimbilkannya, meliputi pembesaran
kelenjar tiroid dan berbagai stadium sampai timbul bisu-tuli dan gangguan
mental akibat kretinisme (Chan et al, 1988).
Kodyat (1996) mengatakan bahwa pada umumnya
masalah ini lebih banyak terjadi di daerah pegunungan dimana makanan yang
dikonsumsinya sangat tergantung dari produksi makanan yang berasal dari tanaman
setempat yang tumbuh pada kondisi tanah dengan kadar iodium rendah.
Masalah Gangguan Akibat Kekurangan
Iodium (GAKI) merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya secara
langsung mempengaruhi kelangsungan hidup dan kulitas manusia.
Kelompok masyarakat yang sangat rawan terhadap masalah dampak defisiensi iodium
adalah wanita usia subur (WUS) ; ibu hamil ; anak balita dan anak usia sekolah
(Jalal, 1998).
E. Etiologi dan Patogenesis
Faktor – Faktor yang
berhubungan dengan masalah GAKY antara
lain :
· Faktor
Defisiensi Iodium dan Iodium Excess
Defisiensi iodium
merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKI. Hal ini disebabkan karena
kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan unsur
iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya (Djokomoeldjanto, 1994).
Hal ini dibuktikan oleh
Marine dan Kimbell (1921) dengan pemberian iodium pada anak usia sekolah di
Akron (Ohio) dapat menurunkan gradasi pembesaran kelenjar tiroid. Temuan lain
oleh Dunn dan Van der Haal (1990) di Desa Jixian, Propinsi Heilongjian (Cina)
dimana pemberian iodium antara tahun 1978 dan 1986 dapat menurunkan prevalensi
gondok secara drastic dari 80 % (1978) menjadi 4,5 % (1986).
Iodium Excess terjadi
apabila iodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus menerus, seperti yang
dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang mengkonsumsi ganggang laut
dalam jumlah yang besar. Bila iodium dikonsumsi dalam dosis tinggi akan terjadi
hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin dan proses coupling
(Djokomoeldjanto, 1994).
· Faktor
Geografis dan Non Geografis
Menurut Djokomoeldjanto
(1994) bahwa GAKI sangat erat hubungannya dengan letak geografis suatu daerah,
karena pada umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah pegunungan seperti
pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan di Indonesia gondok sering dijumpai di
pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan Kapur Selatan.
Daerah yang biasanya
mendapat suplai makanannya dari daerah lain sebagai penghasil pangan, seperti
daerah pegunungan yang notabenenya merupakan daerah yang miskin kadar iodium
dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu yang lama namun pasti daerah
tersebut akan mengalami defisiensi iodium atau daerah endemik iodium
(Soegianto, 1996 dalam Koeswo, 1997).
· Faktor
Bahan Pangan Goiterogenik
Kekurangan iodium
merupakan penyebab utama terjadinya gondok, namun tidak dapat dipungkiri bahwa
faktor lain juga ikut berperan. Salah satunya adalah bahan pangan yang bersifat
goiterogenik (Djokomoeldjanto, 1974). Williams (1974) dari hasil risetnya
mengatakan bahwa zat goiterogenik dalam bahan makanan yang dimakan setiap hari
akan menyebabkan zat iodium dalam tubuh tidak berguna, karena zat goiterogenik
tersebut merintangi absorbsi dan metabolisme mineral iodium yang telah masuk ke
dalam tubuh.
Goiterogenik adalah zat
yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh kelenjar gondok, sehingga
konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah. Selain itu, zat goiterogenik
dapat menghambat perubahan iodium dari bentuk anorganik ke bentuk organik
sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat (Linder, 1992).
Menurut Chapman (1982)
goitrogen alami ada dalam jenis pangan seperti kelompok Sianida (daun + umbi
singkong , gaplek, gadung, rebung, daun ketela, kecipir, dan terung) ; kelompok
Mimosin (pete cina dan lamtoro) ; kelompok Isothiosianat (daun pepaya) dan
kelompok Asam (jeruk nipis, belimbing wuluh dan cuka).
· Faktor
Zat Gizi Lain
Defisiensi protein dapat
berpengaruh terhadap berbagai tahap pembentukan hormon dari kelenjar thyroid
terutama tahap transportasi hormon. Baik T3 maupun T4 terikat oleh protein
dalam serum, hanya 0,3 % T4 dan 0,25 % T3 dalam keadaan bebas. Sehingga
defisiensi protein akan menyebabkan tingginya T3 dan T4 bebas, dengan adanya
mekanisme umpan balik pada TSH maka hormon dari kelenjar thyroid akhirnya
menurun.
F. Gejala
Gejala yang sering tampak
sesuai dengan dampak yang ditimbulkan , seperti :
· Reterdasi
mental
· Gangguan
pendengaran
· Gangguan
bicara
· Hipertiroid
(Pembesaran Kelenjar Tiroid/Gondok)
· Kretinisme
biasanya pada anak-anak
G. Klasifikasi
1. Grade
0 : Normal
Dengan inspeksi tidak terlihat, baik datar
maupun tengadah maksimal, dan dengan palpasi tidak teraba.
2. Grade
IA
Kelenjar Gondok tidak terlihat, baik datar
maupun penderita tengadah maksimal, dan palpasi teraba lebih besar dari ruas
terakhir ibu jari penderita.
3. Grade
IB
Kelenjar Gondok dengan inspeksi datar tidak
terlihat, tetapi terlihat dengan tengadah maksimal dan dengan palpasi teraba
lebih besar dari Grade IA.
4. Grade
II
Kelenjar Gondok dengan inspeksi terlihat dalam
posisi datar dan dengan palpasi teraba lebih besar dari Grade IB.
5. Grade
III
Kelenjar Gondok cukup besar, dapat terlihat
pada jarak 6 meter atau lebih.
H. Macam-macam
Gangguan Akibat GAKY
1. Pada
Fetus
- Abortus
- Steel
Birth
- Kelainan
Kematian Perinatal
- Kretin
Neuroligi
- Kretin
Myxedematosa
- Defek
Psikomotor
2. Pada
Neonatal
- Hipotiroid
- Gondok
Neonatal
3. Pada Anak dan Remaja
- Juvenile
Hipothyroidesm
- Gondok
Gangguan Fungsi Mental
- Gangguan
Perkembangan Fisik
- Kretin
Myxedematosa dan Neurologi
4. Pada
Dewasa
- Gondok
dan segala Komplikasinya
- Hipotiroid
- Gangguan
Fungsi Mental
I. Dosis
Pemberian Kapsul Yodium
1. Anak
SD (daerah endemik berat) : 1 kapsul/tahun
2. Daerah
endemik sedang dan berat :
- Wanita
Usia Subur Wus : 2 Kapsul/tahun @ 200 mg
- Ibu
hamil :
1 Kapsul /tahun
- Ibu
Menuyusui :
1 Kapsul selama menyusui
Mengingat dalam garam beryodium terdapat
unsure natriun, maka konsumsi garam beryodium harus dibatasi. Kelebihan
mengkonsumsi natrium dapat memicu timbulnyaStroke yaitu pecahnya
pembuluh darah pada otak yang dapat menyebabkan kematian.
J. Kebutuhan
Yodium
Menurut Hetzel (1989) dalam keadaan
normal intake harian untuk orang dewasa berkisar 100 – 150 mg
perhari. Iodium diekskresikan melalui urin dan dinyatakan dalam mg I/g
kreatinin. Pada tingkat ekskresi lebih kecil daro 50 mg/g kreatinin sudah
menjadi indikator kekurangan intake. Konsumsi iodium sangat
bervariasi antar berbagai wilayah di dunia, diperkirakan sekitar 500 mg per
hari di USA (sekitar 5 kali RDA). Adapun kecukupan iodium yang dianjurkan
untuk orang Indonesia antara lain :
1. Bayi (12 bulan pertama) 50 mikrogram/hari
2. Anak (usia 2-6 tahun) 90 mikrogram/hari
3. Anak usia sekolah (usia 7-12 tahun) 120
mikrogram/hari
4. Dewasa (diatas usia 12 tahun) 150
mikrogram/hari
5. Ibu
hamil 175 mikrogram/hari
6. Ibu
menyusui 200 mikrogram/hari
Khusus bagi kelompok ibu hamil tambahan
tersebut sebagian dapat dipergunakan untuk keperluan aktivitas kelenjar tiroid
dan sebagiannya lagi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin khususnya
perkembangan otak. Bagi ibu hamil yang mengkonsumsi iodium tidak
mencukupi kebutuhan maka bayi atau janin yang dikandung akan mengalami
gangguan perkembangan otak (berat otak berkurang), gangguan perkembangan fetus
dan pasca lahir, kematian perinatal (abortus) meningkat, kemudian setelah bayi
dilahirkan mempunyai berat lahir rendah (BBLR) dan terdapat gangguan
pertumbuhan tengkorak serta perkembangan skelet, sedangkan bagi tubuh ibu hamil
akan mengalami gangguan aktivitas kelenjar tiroid. Pada kondisi ini tubuh
akan mengalami penyesuaian yang pada akhirnya akan mengalami pembesaran
kelenjar tiroid yang dikenal dengan sebutan gondok (Djokomoeldjanto, 1993 dan
WHO, 1994).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Dampak
GAKY
1. Terhadap
Pertumbuhan
- Pertumbuhan
yang tidak normal.
- Pada
keadaan yang parah terjadi kretinisme
- Keterlambatan
perkembangan jiwa dan kecerdasan
- Tingkat
kecerdasan yang rendah
- Mulut
menganga dan lidah tampak dari luar
2. Kelangsungan
Hidup
- Neonatus dan Ibu hamil
Ketika kita bicara mengenai neonatus dan ibu
hamil maka terbayang proses pertumbuhan fetus intrauterin, yang umumnya
mengikuti satu pola. Perkembangan otak dan intelegensi tepat mutlak perlu untuk
manifestasi yang ‘sempurna’ di kemudian hari.
Perkembangan fetus ibu hipotiroidisme primer
yang hamil berbeda dengan perkembangan fetus ibu hipotiroidisme yang disebabkan
karena defisiensi yodium.
Patofisiologi yang jelas dan tegas belum
terbukti hingga sekarang. Sumbangan pengetahuan di atas tidak hanya penting
untuk memahami dan mendalami peristiwa yang terjadi di daerah dengan defisiensi
berat saja (dengan adanya sindrom GAKI, lebih-lebih mekanisme terjadinya kretin
endemik baik miksudematosa maupun kretin tipe nervosa) tetapi juga penting
untuk upaya pencegahan.
- Pada Janin
Kekurangan yodium pada janin akibat Ibunya
kekurangan yodium. Keadaan ini akan menyebabkan besarnya angka kejadian lahir
mati, abortus, dan cacat bawaan, yang semuanya dapat dikurangi dengan pemberian
yodium. Akibat lain yang lebih berat pada janin yang kekurangan yodium adalah
kretin endemic.
Kretin endemik ada dua tipe, yang banyak
didapatkan adalah tipe nervosa, ditandai dengan retardasi mental, bisu tuli,
dan kelumpuhan spastik pada kedua tungkai. Sebaliknya yang agak jarang terjadi
adalah tipe hipotiroidisme yang ditandai dengan kekurangan hormon tiroid dan
kerdil.
Penelitian terakhir menunjukkan, transfer T4
dari ibu ke janin pada awal kehamilan sangat penting untuk perkembangan otak
janin. Bilamana ibu kekurangan yodium sejak awal kehamilannya maka transfer T4
ke janin akan berkurang sebelum kelenjar tiroid janin berfungsi.
Jadi perkembangan otak janin sangat tergantung
pada hormon tiroid ibu pada trimester pertama kehamilan, bilamana ibu
kekurangan yodium maka akan berakibat pada rendahnya kadar hormon tiroid pada
ibu dan janin. Dalam trimester kedua dan ketiga kehamilan, janin sudah dapat
membuat hormon tiroid sendiri, namun karena kekurangan yodium dalam masa ini
maka juga akan berakibat pada kurangnya pembentukan hormon tiroid, sehingga
berakibat hipotiroidisme pada janin.
- Pada Saat Bayi Baru Lahir
Yang sangat penting diketahui pada saat ini,
adalah fungsi tiroid pada bayi baru lahir berhubungan erat dengan keadaan otak
pada saat bayi tersebut lahir. Pada bayi baru lahir, otak baru mencapai
sepertiga, kemudian terus berkembang dengan cepat sampai usia dua tahun. Hormon
tiroid pembentukannya sangat tergantung pada kecukupan yodium, dan hormon ini
sangat penting untuk perkembangan otak normal.
Di negara sedang berkembang dengan kekurangan
yodium berat, penemuan kasus ini dapat dilakukan dengan mengambil darah dari
pembuluh darah balik talipusat segera setelah bayi lahir untuk pemeriksaan
kadar hormon T4 dan TSH. Disebut hipotiroidisme neonatal, bila didapatkan kadar
T4 kurang dari 3 mg/dl dan TSH lebih dari 50 mU/mL.
Pada daerah dengan kekurangan yodium yang
sangat berat, lebih dari 50% penduduk mempunyai kadar yodium urin kurang dari
25 mg pergram kreatinin, kejadian hipotiroidisme neonatal sekitar 75-115 per
1000 kelahiran. Yang sangat mencolok, pada daerah yang kekurangan yodium
ringan, kejadian gondok sangat rendah dan tidak ada kretin, angka kejadian
hipotiroidisme neonatal turun menjadi 6 per 1000 kelahiran.
Dari pengamatan ini disimpulkan, bila
kekurangan yodium tidak dikoreksi maka hipotiroidisme akan menetap sejak bayi
sampai masa anak. Ini berakibat pada retardasi perkembangan fisik dan mental,
serta risiko kelainan mental sangat tinggi. Pada populasi di daerah kekurangan
yodium berat ditandai dengan adanya penderita kretin yang sangat mencolok.
- Pada Masa Anak
Penelitian pada anak sekolah yang tinggal di
daerah kekurangan yodium menunjukkan prestasi sekolah dan IQ kurang
dibandingkan dengan kelompok umur yang sama yang berasal dari daerah yang berkecukupan
yodium. Dari sini dapat disimpulkan kekurangan yodium mengakibatkan
keterampilan kognitif rendah. Semua penelitian yang dikerjakan di daerah
kekurangan yodium memperkuat adanya bukti kekurangan yodium dapat menyebabkan
kelainan otak yang berdimensi luas.
Dalam penelitian tersebut juga ditegaskan,
dengan pemberian koreksi yodium akan memperbaiki prestasi belajar anak sekolah.
Faktor penentu kadar T3 otak dan T3 kelenjar hipofisis adalah kadar T4 dalam
serum, bukan kadar T3 serum, sebaliknya terjadi pada hati, ginjal dan otot.
Kadar T3 otak yang rendah, yang dapat dibuktikan pada tikus yang kekurangan
yodium, didapatkan kadar T4 serum yang rendah, akan menjadi normal kembali bila
dilakukan koreksi terhadap kekurangan yodiumnya.
Keadaan ini disebut sebagai hipotiroidisme
otak, yang akan menyebabkan bodoh dan lesu, hal ini merupakan tanda
hipotiroidisme pada anak dan dewasa. Keadaan lesu ini dapat kembali normal bila
diberikan koreksi yodium, namun lain halnya bila keadaan yang terjadi di otak.
Ini terjadi pada janin dan bayi yang otaknya masih dalam masa perkembangan,
walaupun diberikan koreksi yodium otak tetap tidak dapat kembali normal.
- Pada Dewasa
Pada orang dewasa, dapat terjadi gondok dengan
segala komplikasinya, yang sering terjadi adalah hipotiroidisme, bodoh, dan
hipertiroidisme. Karena adanya benjolan/modul pada kelenjar tiroid yang
berfungsi autonom. Disamping efek tersebut, peningkatan ambilan kelenjar tiroid
yang disebabkan oleh kekurangan yodium meningkatkan risiko terjadinya kanker
kelenjar tiroid bila terkena radiasi.
3. Perkembangan
Intelegensia
· Setiap
penderita Gondok akan mengalami defisit IQ Point sebesar 5 Point dibawah normal.
Terjadinya defisit IQ Point pada gilirannya
akan berdampak pada program wajib belajar 9 tahun, karena banyak anak usia
sekolah yang tidak dapat mengikuti pelajaran dan mengalami drop out.
· Setiap
Penderita Kretinisme akan mengalami defisit sebesar 50 Point dibawah normal.
Iodium diperlukan khususnya untuk
biosintesis hormon tiroid yang beriodium.quot;; Iodium dalam makanan diubah
menjadi iodida dan hampir secara sempurna iodida yang dikonsumsi diserap dari
sistem gastrointestinal. Yodium sangat erat kaitannya dengan tingkat kecerdasan
anak. Dampak yang ditimbulkan dari kekurangan konsumsi yodium yang berada
dalamtubuh, akan sangat buruk akibatnya bagi kecerdasan anak, karena bisa
menurunkan 11-13 nilai IQ anak.. Di antara penyakit akibat kekurangan iodium
adalah gondok dan kretinisme. Ada dua tipe terjadinya kretinisme, yaitu
kretinisme neurology seperti kekerdilan yang digolongkan dengan mental,
kelumpuhan dan buta tuli. Ada pula kretinisme hipotiroid Lokasi dan struktur
tiroid (gondok) di mana kelenjar tiroid yang terletak di bawah larynx sebelah
kanan dan kiri depan trakea mengekskresi tiroksin, triiodotironin dan beberapa
hormon beriodium lain yang dihubungkan dengan pertumbuhan yang kerdil dan
retardasi mental yang lambat. Selama masa pertumbuhan dan perkembangan,
kebutuhan tubuh akan yodium memang harus selalu dipenuhi. Karena kalau tidak,
hipotiroidisme akan terus ‘mengancam’. Baik bayi, anak, remaja, bahkan dewasa
muda tetap mempunyai peluang terserang penyakit gondok, gangguan fungsi mental
dan fisik, maupun kelainan pada system saraf. Semua penyakit dan berbagai
kelainan lainnya yang disebabkan oleh defisiensi unsur kimia berlambang “I” ini
, kini disebut dengan GAKY ( Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ). Selain akan
mempengaruhi tingkat kecerdasan anak, yang kita tahu selama ini, kekurangan
yodium akan menyebabkan pembesaran kelenjar gondok. Padahal, banyak gangguan
lain yang juga bisa muncul. Misalnya saja, kekurangan yodium yang dialami janin
akan mengakibatkan keguguran maupun bayi lahir meninggal, atau meninggal
beberapa saat setelah dilahirkan. Bahkan, tidak sedikit bayi yang terganggu
perkembangan sistem sarafnya sehingga mempengaruhi kemampuan psikomotoriknya.
4. Pertumbuhan
Sosial
Dampak social yang ditimbulkan oleh GAKY
berupa terjadinya gangguan perkembangan mental, lamban berpikir, kurang
bergairah sehingga orang semacam ini sulit dididik dan di motivasi.
5. Perkembangan
Eokonomi
GAKY akan mengalami gangguan metabolisme
sehingga badannya akan merasa dingin dan lesu sehingga akan berakibatnya
rendahnya produktivitas kerja, yang akan mempengaruhi hasil pendapatan keluarga.
B. Permasalahan
1. Masih
rendahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan garam beryodium
2. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan
manfaat garam beryodium
3. Garam
Non Yodium masih banyak beredar ditengah masyarakat.
4. Adanya
perbedaan harga yang relatif besar antara garam yang beryodium dengan garam non
yodium.
5. Pengawasan
mutu garam yodium belum dilaksanakan secara menyeluruh dan terus menerus serta
belum adanya sangsi tegas bagi produksi garam non yodium.
6. Pendistribusian
garam beryidium masih belum merata terutama untuk daerah-daerah terpencil.
C. Pemecahan
Masalah
1. Peningkatan penyuluhan secara berkala tentang manfaat
garam beryodium di masyarakat.
2. Adanya pengawasan mutu terhadap produksi
garam beryodium oleh instansi terkait.
3. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral
tentang perlunya penggunaan garam beryodium dalam rumah tangga.
4. Pemberitahuan kepada masyarakat oleh
petugas kesehatan tentang cara pengolahan makanan yang mengandung yodium.
5. Pendristribusian garam-garam beryodium ke
daerah terpencil secara merata oleh instansi terkait dalam hal ini dinas
perindustrian.
6. Melakukan pelacakan kasus dan survey desa
bermasalah secara cepat jika ditemukan kasus Gondok.
D. Penanggulangan
1. Memberikan
kapsul Yodium bagi ibu hamil terutama daerah endemik gondok.
2. Penyuluhan
tentang Yodium secara kontinue.
3. Kerjasama
Lintas sektoral tentang pembagian garam yodium secara gratis di daerah endemik gondok.
4. Peningkatan
konsumsi bahan pangan yang mengandung yodium seperti sayuran dan ikan laut.
5. Cek
up secara teratur bagi penderita gondok jika mempunyai permasalahan dengan
pembesaran kelenjar tiroid.
6. Pemberian
suntikan larutan minyak beryodium kepada penderita kekurangan yodium.
Cara menyimpan garam
yodium yang benar :
· Disimpan dalam wadah yang kering dan tertutup
rapat.
· Letakkan di tempat yang sejuk, sebaiknya
jauhkan dari panas api dan hindari sinar matahari langsung.
· Gunakan sendok yang kering untuk mengambil
garam.
· Tutup kembali wadah dengan baik setiap kali
pengambilan garam.
Cara untuk mengetahui apakah garam yang dibeli beryodium :
· Pada kemasan garam beryodium harus tertera
tulisan garam beryodium.
· Pengujian mutu garam beryodium menggunakan
cairan uji Iodina.
· Pengujian mutu garam beryodium secara
sederhana menggunakan cairan iodina test dan tradisional menggunakan ; singkong
segar, garam yang akan diuji, asam cuka 25%.
Agar penggunaan garam bisa terserap oleh tubuh dengan baik, yang
harus dilakukan yakni mengetahui bagaimana cara mengunakan garam beryodium
dengan benar :
1. Konsumsi garam yodium dengan cukup
“Kekurangan garam beryodium tidak hanya
menyebabkan penyakit gondok, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan otak anak,
untuk itu konsumsi garam yodium dengan cukup,” jelas ahli gizi yang betugas di
Puskesmas Peneleh sejak tahun 2007 itu.
Lanjut ia jelaskan bahwa, tubuh manusia
membutuhkan zat KIO3 (Kalium Iodat) dengan ukuran 30-80ppm. Akibat kekurangan
zat itu bisa mengakibatkan GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium). GAKY
merupakan masalah gizi yang serius karena dapat mengakibatkan penyakit gondok
dan kreatin (ganguan pada pertumbuhan anak), serta kekurangan unsur yodium
dalam makanan sehari-hari dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan seseorang.
Untuk memenuhi garam yodium dapat dilakukan
dengan beberapa cara. Selain mengkonsumsi garam yang beryodium setiap hari juga
mereka wajib minum kapsul yodium sesuai dosis yang dianjurkan. Dosis pemberian
kapsul yodium untuk bayi berumur 0-1 tahun cukup ½ kapsul setiap tahunnya,
laki-laki berumur 6-20 tahun cukup dengan 2 kapsul pertahun. Sedangkan untuk
ibu hamil dan ibu menyusui konsumsi 1 kapsul dalam satu tahun dan pada wanita
usia 6-35 tahun minum 2 kapsul setiap tahunnya.
2. Konsumsi yodium tidak berlebih
Namun ahli gizi yang menamatkan pendidikan di
Politeknik Kesehatan (Poltekes) Malang ini mengungkapkan bahwa konsumsi yodium
yang berlebih bisa mengakibatkan hiperteroid. Hiperteroid yakni kondisi suatu
kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan hormon-hormon tiroid yang
beredar dalam darah dalam jumlah yang berlebihan.
“Garam beryodium terdapat unsur natrium, maka
konsumsi garam beryodium pun harus dibatasi. Kelebihan konsumsi natrium dapat
memicu timbulnya mudah lelah, karena hormon tiroidnya berlebih. Gejala lain
yang kerap terjadi, keringat berlebihan, pergerakan usus besar meningkat,
gemetaran, kehilangan berat badan serta aliran darah menstruasi tidak teratur,”
jelasnya pada tim ehealth.
Untuk menghindari pengaruh efek samping dari
konsumsi garam beryodium yang berlebihan, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi
garam tidak lebih dari 6 gram garam atau 2 ½ gram tiap 1.000 kilo kalori, atau
satu sendok teh setiap hari.
3. Pastikan garam mengandung yodium
Cara untuk menilai mutu garam beryodium tidak
sulit, yaitu dengan test kit yodina yang telah tersedia di Puskesmas dan
apotik. Ambil garam, kemudian tetesi dengan cairan yodina. Warna yang timbul
dibandingkan dengan petunjuk warna yang ada pada kit. Garam yang bermutu baik
akan menunjukkan warna biru keunguan. Semakin berwarna tua, semakin baik mutu
garam.
“Tetapi untuk lebih simpel, gunakan tepung
kanji yang dicampur dengan garam lalu teteskan dengan jeruk nipis, jika
warnanya berubah menjadi keunguan , itu artinya mengandung yodium,” ucap
laki-laki yang akrab disapa Edo ini.
Selain itu, pengujian dapat dilakukan dengan
mengunakan singkong parut caranya sebagai berikut : singkong (ubi kayu) segar
dikupas, diparut dan diperas tanpa diberi air. Tuang 1 sendok teh perasan
singkong parut ke dalam gelas bersih. Tambahkan 4-6 sendok teh munjung garam
yang akan diperiksa. Tambahkan 2 sendok teh cuka makan berkadar 25%. Aduk
sampai rata, dan tunggu beberapa menit. Apabila timbul warna biru keunguan,
berarti garam tersebut mengandung yodium. Semakin berwarna pekat, semakin baik
mutu garam. Sebab, garam yang tak beryodium tidak akan mengalami perubahan
warna setelah diperiksa dengan cairan yodina maupun cairan singkong parut.
4. Menyimpan garam di tempat aman
Garam beryodium sebaiknya disimpan dalam wadah
yang tertutup tidak tembus pandang. Tujuannya untuk melindungi zat yodium agar
tidak terpapar dengan matahari. Kandungan yodiumnya bisa menguap jika terpapar
dengan matahari. Juga perhatikan tempat garam sebaiknya tutup dengan rapat,
jika membiarkan tutup terbuka, maka yodium bisa menguap.
5. Cara memasak garam yodium dengan benar
Perlu anda ketahui bahwa langkah-langkah itu
tidak berarti sama sekali jika cara memasaknya salah. Karena kandungan
yodiumnya akan berubah dan tidak bereaksi sebelum diserap oleh tubuh.
Cara yang biasa dilakukan oleh para ibu ketika
memasak makanan garam yang dibubuhkan ke dalam makanan saat panas mendidih.
Alasannya jika tidak begitu masakan kurang sedap. Namun cara yang sudah
dilakukan oleh para ibu-ibu tersebut salah, karena zat yodium garam akan hilang
ketika terkena panas mendidih tersebut.
E. Terapi
a. Farmakologi
· Parasetamol
Sebagai analgetik antipiretik
Sebagai analgetik antipiretik
Indikasi
: Menurunkan rasa sakit kepala,sakit gigi dan menurunkan panas.
Efek
Samping : Reaksi hipersensitif, bila diberikan dalam dosis tinggi dapat merusak
hati.
Kemasan : Botol 60 ml.
Kemasan : Botol 60 ml.
· Amoksisilin
Indikasi : Infeksi Saluran Nafas, Saluran Kemih, dan Kelamin. Infeksi lain seperti Salmonella sp, Shigella, kulit, luka selulitis, furunkulosis.
Indikasi : Infeksi Saluran Nafas, Saluran Kemih, dan Kelamin. Infeksi lain seperti Salmonella sp, Shigella, kulit, luka selulitis, furunkulosis.
Kontraindikasi
: Hipersensitif terhadap penisilin, gangguan ginjal, leukimia limfatik,
superinfeksi.
Efek
Samping : Reaksi hipersensitif, gangguan gastrointestinal.
Interaksi
Obat : Probenesid meningkatkan waktu paruh amoksisilin dalam plasma, Alupurinol
meningkatkan insiden kemerahan pada kulit, menurunkan efektifitas kontrasepsi
oral.
Kemasan
: Anak 20 mg/kgBB/hari tiap 8.
· Recovit
Kandungan : Vitamin. A 5000 iu, Vitamin B1 10 mg, Vitamin B2 15 mg, Vitamin B6 5 mg, Vitamin B12 5 mg, Vitamin C 200 mg, Vitamin E 15 iu, Vitamin D 400 iu, nicotinamide 50 mg, kalium iodide, calsium pantothenate, ferrofumarete, zink sulfat.
Kandungan : Vitamin. A 5000 iu, Vitamin B1 10 mg, Vitamin B2 15 mg, Vitamin B6 5 mg, Vitamin B12 5 mg, Vitamin C 200 mg, Vitamin E 15 iu, Vitamin D 400 iu, nicotinamide 50 mg, kalium iodide, calsium pantothenate, ferrofumarete, zink sulfat.
Indikasi
: Terapi defisiensi multivitamin dan mineral.
Suplemen
vitamin untuk wanita hamil.
Dosis
: 1x/hari 1 kapsul
· Sirup vitamin Zn
Kandungan
: Vitamin. A 1250 iu,Vitamin D 200 iu, Vitamin C 20 iu, Vitamin B1 1 mg,
Vitamin B2 1 mg, Vitamin B6 o,6 gr, Vitamin B12 2 µg, Vitamin d-Panthenol 3 mg,
Elemental iron + 1,5 mg, Calsium + 20 mg, Phosporus + 15 mg, Manganese + 0,25
mg, Zinc + 0,25 mg, Magnesium + 1,5 mg, Potasium + 1,25 mg, Lysine 12, 5 mg,
Hydrochloride Inositol 2,5 mg, Choline + 2,5 mg,
Indikasi
: Sebagai suplement diet untuk profilaksis dan pengobatan, defisisensi Fe dan
vitamin serta mineral.
Kontarindikasi
: Pada penderita haemochromatosis, Haemosiderosis, dan anemia hemolitik.
Dosis : 5 ml/hari.
Dosis : 5 ml/hari.
b. Non Farmakologi
· Bahan Makanan yang cukup banyak mengandung Yodium adalah Bahan makanan yang berasal dari laut. Dalam ikan laut
bisa mencapai 830 mg/kg.
Bandingkan dengan daging yang kandungan yodiumnya hanya 50 mg/kg, dan telur hanya 93 mg/kg. Selain ikan laut, cumi-cumi juga mengandung yodium cukup tinggi, yaitu sekitar 800 mg/kg. Yang paling tinggi kandungan yodiumnya adalah rumput laut (ganggang laut), khususnya yang berwarna coklat. Banyaknya yodium yang dibutuhkan tubuh kita per hari, minimal sekitar 100 mg.
Bandingkan dengan daging yang kandungan yodiumnya hanya 50 mg/kg, dan telur hanya 93 mg/kg. Selain ikan laut, cumi-cumi juga mengandung yodium cukup tinggi, yaitu sekitar 800 mg/kg. Yang paling tinggi kandungan yodiumnya adalah rumput laut (ganggang laut), khususnya yang berwarna coklat. Banyaknya yodium yang dibutuhkan tubuh kita per hari, minimal sekitar 100 mg.
Karena
itu, kalau kita mengkonsumsi ikan laut basah sebanyak 100 g/hari, artinya sudah mencukupi. Atau, kalau rumput laut coklat diolah
menjadi hidangan yang lezat, dengan 2-5 gr/hari/orang, kebutuhan yodium
sekeluarga sudah dapat terpenuhi.
· Sumber yodium lain yang mudah kita temui adalah garam.
Yang dimaksud disini adalah garam beryodium dengan kadar
yodium antara 30-80 ppm (part per million).
F. Pangan Sumber Iodium
Iodium
dapat diperoleh dari berbagai jenis pangan dan kandungannya berbeda-beda
tergantung asal jenis pangan tersebut dihasilkan. Kandungan
iodium pada buah dan sayur tergantung pada jenis tanah. Kandungan
iodium pada jaringan hewan serta produk susu tergantung pada kandungan iodium
pada pakan ternaknya. Pangan
asal laut merupakan sumber iodium alamiah. Sumber lain iodium adalah
garam dan air yang difortifikasi (Muchtadi. dkk, 1992). Hal yang
sama juga dikemukakan oleh Sauberlich, (1999) bahwa makanan laut dan ganggang
laut adalah sumber iodium yang paling baik. Penggunaan garam beriodium di
Amerika Serikat diberikan sebagai sumber iodium penting. Di USA
konsumsi garam beriodium per hari per orang mendekati 10 – 12 gram dimana garam
tersebut mengandung 76 mg iodium per gram.
Soehardjo (1990) mengatakan bahwa dengan
mengkonsumsi pangan yang kaya iodium dapat menekan atau bahkan mengurangi
besarnya prevalensi gondok. Berikut Gibson (1990) menyebutkan rata-rata
kandungan iodium dalam bahan makanan antara lain : Ikan Tawar
30 mg; Ikan Laut 832 mg; Kerang 798 mg; Daging 50 mg; Susu 47
mg; Telur 93 mg; Gandum 47 mg; Buah-buahan 18 mg; Kacang-kacangan 30 mg
dan Sayuran 29 mg.
G. Konsumsi Pangan Sumber Iodium
Konsumsi pangan merupakan faktor utama
untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang (Harper, Deaton and
Driskel, 1985). Dengan demikian diharapkan untuk mengkonsumsi
pangan yang beraneka ragam sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi yang
dibutuhkan oleh kerja tubuh.
Di negara-negara berkembang
konsumsi iodium paling banyak diperoleh dari makanan yang berasal
dari laut mengingat air laut mengandung iodium cukup tinggi.
Menurut Nurlaila, dkk (1997) rumput laut dapat digunakan sebagai bahan
subtitusi dalam pengembangan produk sumber iodium antara lain barupa 1)
kelompok produk makanan selingan / makanan jajanan ; 2) kelompok produk
lauk-pauk ; 3) kelompok produk sayur-sayuran.
Tingkat konsumsi pangan hasil laut terus
meningkat dari tahun 1968, 1978, 1988 dan 1993 berturut-turut 9.9 ; 11.6 ; 15.4
; dan 17 kg sedangkan target nasional yang harus dicapai sebesar 18.6 kg
per kapita per tahun. Hal ini menandakan bahwa tingkat konsumsi ikan di
Indonesia masih rendah atau di bawah tingkat konsumsi ikan tersebut.
Tetapi masih terdapat beberapa wilayah di Indonesia seperti Sumatera Barat,
Sulawesi Tenggara, Maluku, Kalimantan Tengah dan Timur mempunyai tingkat
konsumsi pangan hasil laut tinggi melebihi dua kali jumlah konsumsi target
nasional (Muhammad dan Guntur, 1996).
Di USA dan Kanada peningkatan konsumsi
iodium adalah dengan suplementasi, misalnya dengan garam dapur (garam
beriodium) dan juga dalam medikasi dan zat-zat pendiagnosis. Di Indonesia
garam termasuk dalam sembilan bahan pangan pokok yang diperlukan oleh
masyarakat dan oleh karena itu merupakan bahan makanan penting. Secara
normal jumlah garam yang dikonsumsi per orang per hari adalah sekitar 5 – 15
gram sedangkan yang dianjurkan yaitu tidak melebihi 6 gram atau satu sendok teh
setiap hari. Hal ini disebabkan karena apa bila konsumsi garam berlebihan
dapat memicu timbulnya berbagai penyakit lain seperti tekanan darah tinggi atau
hipertensi (DitJen Pembinaan Kesehatan Masyarakat, 1995).
H. Penilaian Masalah Gaky Di Indonesia
Hasil survei nasional membuktikan bahwa status
GAKY di sebagian besar daerah di Indonesia membaik secara nyata. Kriteria
diatas didasarkan atas TGR anak sekolah, namun TGR wanita hamil selalu lebih
tinggi. TGR anak sekolah yang baik (non-endemik / ringan) belum menjamin bahwa
wanita hamil di daerah tersebut bebas dari rawan GAKY, untuk ini diperlukan
tolok ukur tambahan. Di daerah lain ( Maluku, NTB, NTT dsb) masih termasuk
endemi berat. Beberapa faktor yang dihubungkan dengan gondok ini, tetapi faktor
utama masih tetap defisiensi yodium.
I. Total Goiter Rate (TGR)
Adalah Angka prevalensi gondok yang dihitung
berdasarkan semua stadium pembesaran kelenjar gondok, baik yang teraba
(palpable) maupun yang terlihat (visible). TGR digunakan untuk menentukan
tingkat endemisitas GAKY.
TGR anak sekolah untuk tingkat nasional tahun
1996/1998 adalah 9.8% sedangkan tahun 2003 adalah 11.1%. Propinsi dengan TGR
tertinggi tahun 1996/1998 maupun tahun 2003 adalah Maluku yaitu 33.39% dan
31.6%. Propinsi dengan TGR yang terendah tahun 1996/1998 adalah Riau yaitu 1.1%
sedangkan tahun 2003 Sulawesi Utara yaitu 0.7%. Intensitas dari kekurangan
yodium dapat dilihat dari pembesaran kelenjar gondok.
Hubungan TGR Anak Sekolah dengan Konsumsi Garam
Beriodium Rumah Tangga Hubungan antara TGR dan proporsi rumah tangga yang
mengkonsumsi garam beriodium dalam suatu daerah adalah negatip, berarti semakin
tinggi proporsi rumah tangga yang mengkonsumsi garam beriodium semakin rendah
TGR.
Indikator TGR telah sejak lama digunakan di
Indonesia dalam survei maupun sebagai dasar penetapan kebijakan program
penanggulangan GAKY. TGR tidak menunjukkan penurunan dalam 1998-2003 walaupun
dilaksanakan program penanggulangan intensif. Masalah yang sering dijumpai pada
palpasi kelenjar tiroid adalah inter-observervariation (variasi antar palpator)
demikian juga nilai sensitivitas dan spesifisitas. Sebagian pakar dan lembaga
yang kompeten di bidang GAKY yang tidak lagi merekomendasikan penggunaan
indikator TGR untuk memantau kemajuan eliminasi GAKY.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Iodium merupakan salah satu unsur
mineral mikro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh walaupun dalam jumlah yang
relative kecil. Namun apabila diabaikan dapat menimbulkan efek atau dampak
yang cukup berpengaruh dalam kehidupan semua orang.
2. GAKY
merupakan masalah gizi yang sangat serius, karena dapat menyebabkan berbagai
penyakit gangguan seperti Gondok, kreatinisme dan keterlambatan pertumbuhan dan
kecerdasan.
3. Dampak
GAKY terhadap permasalahan di lingkungan masyarakat :
- Pengaruh
GAKY terhadap
Kelangsungan Hidup.
- Pengaruh
GAKY terhadap Perkembangan Intelegensia.
- Pengaruh
GAKY terhadap Perkembangan Sosial.
- Pengaruh
GAKY terhadap Perkembangan Ekonomi
4. Dosis
pemberian yodium adalah sebagai berikut :
a. Anak
SD (daerah Endemik Berat) : 1 kapsul/tahun
b. Daerah
endemik Sedang dan Berat :
- Wanita
Usia Subur (WUS) : 2 kapsul/tahun @ 200 mg
- Ibu
Hamil : 1 kapsul/tahun
- Ibu
Menyusui : 1 kapsul/tahun
5. Penanggulangan yang paling baik untuk gangguan
akibat kekurangan yodium adalah dengan pencegahan, salah satunya dengan
penyebaran informasi tentang pentingnya mengkonsumsi garam beryodium, pemberian
kapsul pertahun pada masyarakat yang terkena penyakit Gondok
6. Kebutuhan
Yodium orang dewasa diperkirakan 150 mikrogram/hari, bagi wanita hamil sekitar
75 mikrogram/ hari dan kebutuhan Yodium bagi ibu menyusui mencapai 200
mikrogram/hari.
B. SARAN
1. Diharapkan
adanya peran serta aktif masyarakat dalam menggunakan garam yodium.
2. Diharapkan
adanya penyebaran informasi tentang pentingnya garam beryodium oleh tenaga
kesehatan kapada masyarakat.
3. Peran
aktif mahasiswa dalam pelaksanaan program yodiumnisasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Notoatmodjo
Soekidjo,Prof.Dr, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta,Jakarta
1996
2. Lisdiana,
Ir, Waspada Terhadap Kelebihan dan Kekurangan Gizi, Trubus
Agriwidaya, Bandar Lampung 1998
3. Sr.Alfonsine
C.B, B.Sc, Pengantar Ilmu Gizi, Intan, Jakarta 1984
4. DEPKES
RI,Gangguan Akibat Kekurangan Yodium, Jakarta 1996
5. Lisdiana,
Ir, Waspada Terhadap Kelebihan dan Kekurangan Gizi, Trubus
Agriwidaya, Bandar Lampung 1998
6. Nyoman
I Dewa dkk, Penilaian Status Gizi,EGC Jakarta 2002.
Comments
Post a Comment