Skip to main content
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
Segitiga epidemiologi adalah modal utama yang harus
dimiliki oleh seorang epideniolog. Ini merupakan
teori dasar yang terkenal sejak disiplin ilmu epidemiologi mulai digunakan di
dunia. Dalam bidang epidemiologi terdapat sedikitnya 3 segitiga
epidemiologi yang saling terkait satu sama lain yaitu, 1.
Agent-Host-Environment (AHE), 2. Person-Place-Time (PPT), 3. Frekuensi-
Distribusi- Determinan (FDD)1. HOST, AGENT, ENVIRONTMENTSegitga epidemiologi ini sangat umum digunakan oleh para
ahli dalam menjelasakan kosep berbagai permasalahan kesehatan termasuk salah
satunya adalah terjainya penyakit. Hal ini sangat komprehensif dalam
memprediksi suatu penyakit. Terjadinya suatu penyakit sangat tergantung dari
keseimbangan dan interaksi ke tiganya.A. AGENT
yang disebabkan oleh berbagai unsur seperti unsur
biologis yang dikarenakan oleh mikro organisme (virus, bakteri, jamur, parasit,
protzoa, metazoa, dll), unsur nutrisi karena bahan makanan yang tidak memenuhi
standar gizi yang ditentukan, unsur kimiawi yang disebabkan karena bahan dari
luar tubuh maupun dari dalam tubuh sendiri (karbon monoksid, obat-obatan,
arsen, pestisida, dll), unsur fisika yang disebabkan oleh panas, benturan, dll,
serta unsur psikis atau genetik yang terkait dengan heriditer atau keturun. Demikian
juga dengan unsur kebiasaan hidup (rokok, alcohol, dll), perubahan hormonal dan
unsur fisioloigis seperti kehamilan, persalinan, dll.
B.
HOSTHost atau penajmau
ialaha keadaan manusia yangsedemikan rupa sehingga menjadi faktor risiko untuk
terjadinya suatu penyakit. Faktor ini di sebabkan oleh faktor intrinsik. Factor
penjamuyang biasanya menjkadi factor untuk timbulnya suatu penyakit sebagai
berikut1.
Umur. Misalnya, usia lanjut lebih rentang unutk terkena penyakit karsinoma,
jantung dan lain-lain daripada yang usia muda.
2.
Jenis kelamin (seks). Misalnya , penyakit kelenjar gondok, kolesistitis,
diabetes melitus cenderung terjadi pada wanita serta kanker serviks yang hanya
terjadi pada wanita atau penyakit kanker prostat yang hanya terjadi pada laki-laki
atau yang cenderung terjadi pada laki-laki seperti hipertensi, jantung, dll.
3.
Ras, suku (etnik). Misalnya
pada ras kulit putih dengan ras kulit hitam yang beda kerentangannay terhadapa
suatu penyakit.4.
Genetik (hubungan keluarga). Misalnya penyakit yang menurun seperti hemofilia,
buta warna, sickle cell anemia, dll.5.
Status kesehatan umum termasuk status gizi, dll6.
Bentuk anatomis tubuh7.
Fungsi fisiologis atau faal tubuh8.
Keadaan imunitas dan respons imunitas9. Kemampuan interaksi antara host dengan agent10. Penyakit yang diderita sebelumnya11. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial dari host
sendiriC.
ENVIRONMENTFaktor
lingkungan adalah faktor yang ketiga sebagai penunjang terjadinya penyakit,
hali ini Karen faktor ini datangnya dair luar atau bisas disebut dengan faktor
ekstrinsik. Faktor lingkungan ini dapat dibagi menjadi:1. Lingkungan Biologis (flora & fauna)Mikro organisme penyebab penyakit Reservoar, penyakit
infeksi (binatang, tumbuhan). Vektor pembawa penyakit umbuhan & binatang
sebagai sumber bahan makanan, obat dan lainnya2. Lingkungan FisikYang dimaksud dengan lingkunganfisik adalah yang berwujud
geogarfik dan musiman. Lingkungan fisik ini dapat bersumber dari udara, keadaan
tanah, geografis, air sebagai sumber hidup dan sebagai sumber penyakit, Zat
kimia atau polusi, radiasi, dll.3.
Lingkungan Sosial EkonomiYang
termasuk dalam faktor lingkungan soial ekonomi adalah sistem ekonomi yang
berlaku yang mengacu pada pekerjaan sesorang dan berdampak pada penghasilan
yang akan berpengaruh pada kondisi kesehatannya. Selain itu juga yang menjadi
masalah yang cukup besar adalah terjadinya urbanisasi yang berdampak pada
masalah keadaan kepadatan penduduk rumah tangga, sistem pelayanan kesehatan
setempat, kebiasaan hidup masyarakat, bentuk organisasi masyarakat yang
kesemuanya dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan terutama munculnya
bebagai penyakit.1. TIME, PLACE, PERSON
- Orang (Person)
Disini akan dibicarakan peranan umur, jenis kelamin,
kelas sosial, pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga,
struktur keluarga dan paritas.
- Umur
Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam
penyelidikan-penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian
didalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur.Dengan cara ini orang dapat membacanya dengan mudah dan
melihat pola kesakitan atau kematian menurut golongan umur. Persoalan yang
dihadapi adalah apakah umur yang dilaporkan tepat, apakah panjangnya interval
didalam pengelompokan cukup untuk tidak menyembunyikan peranan umur pada pola
kesakitan atau kematian dan apakah pengelompokan umur dapat dibandingkan dengan
pengelompokan umur pada penelitian orang lain.Didalam mendapatkan laporan umur yang tepat pada
masyarakat pedesaan yang kebanyakan masih buta huruf hendaknya memanfaatkan
sumber informasi seperti catatan petugas agama, guru, lurah dan sebagainya. Hal
ini tentunya tidak menjadi soal yang berat dikala mengumpulkan keterangan umur
bagi mereka yang telah bersekolah.
- Jenis Kelamin
Angka-angka dari luar negeri menunjukkan bahwa angka
kesakitan lebih tinggi dikalangan wanita sedangkan angka kematian lebih tinggi
dikalangan pria, juga pada semua golongan umur. Untuk Indonesia masih perlu
dipelajari lebih lanjut. Perbedaan angka kematian ini, dapat disebabkan oleh
faktor-faktor intinsik.Yang pertama
diduga meliputi faktor keturunan yang terkait dengan jenis kelamin atau
perbedaan hormonal sedangkan yang kedua diduga oleh karena berperannya
faktor-faktor lingkungan (lebih banyak pria mengisap rokok, minum minuman
keras, candu, bekerja berat, berhadapan dengan pekerjaan-pekerjaan berbahaya,
dan seterusnya).Sebab-sebab adanya angka kesakitan yang lebih tinggi
dikalangan wanita, di Amerika Serikat dihubungkan dengan kemungkinan bahwa wanita
lebih bebas untuk mencari perawatan. Di Indonesia keadaan itu belum diketahui.
Terdapat indikasi bahwa kecuali untuk beberapa penyakit alat kelamin, angka
kematian untuk berbagai penyakit lebih tinggi pada kalangan pria.
- Kelas Sosial
Kelas sosial adalah variabel yang sering pula dilihat
hubungannya dengan angka kesakitan atau kematian, variabel ini menggambarkan
tingkat kehidupan seseorang. Kelas sosial ini ditentukan oleh unsur-unsur
seperti pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan banyak contoh ditentukan pula
oleh tempat tinggal. Karena hal-hal ini dapat
mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan maka tidaklah
mengherankan apabila kita melihat perbedaan-perbedaan dalam angka kesakitan
atau kematian antara berbagai kelas sosial.Masalah yang dihadapi dilapangan ialah bagaimana
mendapatkan indikator tunggal bagi kelas sosial. Di Inggris, penggolongan kelas
sosial ini didasarkan atas dasar jenis pekerjaan seseorang yakni I
(profesional), II (menengah), III (tenaga terampil), IV (tenaga setengah
terampil) dan V (tidak mempunyai keterampilan).Di Indonesia dewasa ini penggolongan seperti ini sulit
oleh karena jenis pekerjaan tidak memberi jaminan perbedaan dalam penghasilan.
Hubungan antara kelas sosial dan angka kesakitan atau kematian kita dapat
mempelajari pula dalam hubungan dengan umur, dan jenis kelamin.
- Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat berperan didalam timbulnya penyakit
melalui beberapa jalan yakni
a. Adanya faktor-faktor lingkungan yang langsung dapat
menimbulkan kesakitan
seperti bahan-bahan kimia, gas-gas beracun, radiasi, benda-benda fisik yang
dapat menimbulkan kecelakaan dan sebagainya.b. Situasi pekerjaan yang penuh dengan stress (yang telah
dikenal sebagai faktor
yang berperan pada timbulnya hipertensi, ulkus lambung).c. Ada tidaknya “gerak badan” didalam pekerjaan; di
Amerika Serikat ditunjukkan
bahwa penyakit jantung koroner sering ditemukan di kalangan mereka yang
mempunyai pekerjaan dimana kurang adanya “gerak badan”.d. Karena berkerumun di satu tempat yang relatif sempit
maka dapat terjadi proses
penularan penyakit antara para pekerja.e. Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui
terkait dengan pekerjaan
di tambang.Penelitian mengenai hubungan jenis pekerjaan dan pola
kesakitan banyak dikerjakan di Indonesia terutama pola penyakit kronis misalnya
penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan kanker.Jenis pekerjaan apa saja
yang hendak dipelajari hubungannya dengan suatu penyakit dapat pula
memperhitungkan pengaruh variabel umur dan jenis kelamin.
- Penghasilan
Yang sering dilakukan ialah menilai hubungan antara
tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan.
Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh karena
tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat, membayar transport, dan
sebagainya.
- Golongan Etnik
Berbagai golongan etnik dapat berbeda didalam kebiasaan
makan, susunan genetika, gaya hidup dan sebagainya yang dapat mengakibatkan
perbedaan-perbedaan didalam angka kesakitan atau kematian.Didalam mempertimbangkan angka kesakitan atau kematian
suatu penyakit antar golongan etnik hendaknya diingat kedua golongan itu harus
distandarisasi menurut susunan umur dan kelamin ataupun faktor-faktor lain yang
dianggap mempengaruhi angka kesakitan dan kematian itu.Penelitian pada golongan etnik dapat memberikan
keterangan mengenai pengaruh lingkungan terhadap timbulnya suatu penyakit.
Contoh yang klasik dalam hal ini ialah penelitian mengenai angka kesakitan
kanker lambung.Didalam penelitian mengenai penyakit ini di kalangan
penduduk asli di Jepang dan keturunan Jepang di Amerika Serikat, ternyata bahwa
penyakit ini menjadi kurang prevalen di kalangan turunan Jepang di Amerika
Serikat. Ini menunjukkan bahwa peranan lingkungan penting didalam etiologi kanker
lambung.
- Status Perkawinan
Dari penelitian telah ditunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara angka kesakitan maupun kematian dengan status kawin, tidak kawin, cerai
dan janda; angka kematian karena penyakit-penyakit tertentu maupun kematian
karena semua sebab makin meninggi dalam urutan tertentu.Diduga bahwa sebab-sebab angka kematian lebih tinggi pada
yang tidak kawin dibandingkan dengan yang kawin ialah karena ada kecenderungan
orang-orang yang tidak kawin kurang sehat. Kecenderungan bagi orang-orang yang
tidak kawin lebih sering berhadapan dengan penyakit, atau karena adanya
perbedaan-perbedaan dalam gaya hidup yang berhubungan secara kausal dengan
penyebab penyakit-penyakit tertentu.
- Besarnya Keluarga
Didalam keluarga besar dan miskin, anak-anak dapat
menderita oleh karena penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang.
- Struktur Keluarga
Struktur keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap
kesakitan (seperti penyakit menular dan gangguan gizi) dan pemanfaatan
pelayanan kesehatan. Suatu keluarga besar karena besarnya tanggungan secara
relatif mungkin harus tinggal berdesak-desakan didalam rumah yang luasnya
terbatas hingga memudahkan penularan penyakit menular di kalangan
anggota-anggotanya; karena persediaan harus digunakan untuk anggota keluarga
yang besar maka mungkin pula tidak dapat membeli cukup makanan yang bernilai
gizi cukup atau tidak dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia dan
sebagainya.
- Paritas
Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti
dalam hubungan kesehatan si ibu maupun anak. Dikatakan umpamanya bahwa terdapat
kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang
berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat paritas dan
penyakit-penyakit tertentu seperti asma bronchiale, ulkus peptikum, pilorik
stenosis dan seterusnya. Tapi kesemuanya masih memerlukan penelitian lebih
lanjut.
- Tempat (Place)
Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu
penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan
mengenai etiologi penyakit.Perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara :1. Batas
daerah-daerah pemerintahan2. Kota dan
pedesaan3. Daerah atau
tempat berdasarkan batas-batas alam (pegunungan, sungai, laut
atau padang pasir)4. Negara-negara5. RegionalUntuk kepentingan mendapatkan pengertian tentang etiologi
penyakit, perbandingan menurut batas-batas alam lebih berguna daripada
batas-batas administrasi pemerintahan.Hal-hal yang memberikan kekhususan pola penyakit di suatu
daerah dengan batas-batas alam ialah : keadaan lingkungan yang khusus seperti
temperatur, kelembaban, turun hujan, ketinggian diatas permukaan laut, keadaan
tanah, sumber air, derajat isolasi terhadap pengaruh luar yang tergambar dalam
tingkat kemajuan ekonomi, pendidikan, industri, pelayanan kesehatan,
bertahannya tradisi-tradisi yang merupakan hambatan-hambatan pembangunan,
faktor-faktor sosial budaya yang tidak menguntungkan kesehatan atau
pengembangan kesehatan, sifat-sifat lingkungan biologis (ada tidaknya vektor
penyakit menular tertentu, reservoir penyakit menular tertentu, dan susunan
genetika), dan sebagainya.Pentingnya peranan tempat didalam mempelajari etiologi
suatu penyakit menular dapat digambar dengan jelas pada penyelidikan suatu
wabah, yang akan diuraikan nanti.Didalam membicarakan perbedaan pola penyakit antara kota
dan pedesaan, faktor-faktor yang baru saja disebutkan diatas perlu pula
diperhatikan. Hal lain yang perlu diperhatikan selanjutnya ialah akibat migrasi
ke kota atau ke desa terhadap pola penyakit, di kota maupun di desa itu
sendiri.Migrasi antar desa tentunya dapat pula membawa akibat
terhadap pola dan penyebaran penyakit menular di desa-desa yang bersangkutan
maupun desa-desa di sekitarnya.Peranan migrasi atau mobilitas geografis didalam mengubah
pola penyakit di berbagai daerah menjadi lebih penting dengan makin lancarnya
perhubungan darat, udara dan laut; lihatlah umpamanya penyakit demam berdarah.Pentingnya pengetahuan mengenai tempat dalam mempelajari
etiologi suatu penyakit dapat digambarkan dengan jelas pada penyelidikan suatu
wabah dan pada menyelidikan-penyelidikan mengenai kaum migran. Didalam
memperbandingkan angka kesakitan atau angka kematian antar daerah (tempat)
perlu diperhatikan terlebih dahulu di tiap-tiap daerah (tempat) :1. Susunan umur2. Susunan kelamin3. Kualitas data4. Derajat
representatif dari data terhadap seluruh penduduk.Walaupun telah dilakukan standarisasi berdasarkan umur
dan jenis kelamin, memperbandingkan pola penyakit antar daerah di Indonesia
dengan menggunakan data yang berasal dari fasilitas-fasilitas kesehatan, harus
dilaksanakan dengan hati-hati, sebab data tersebut belum tentu representatif
dan baik kualitasnya.Variasi geografis pada terjadinya beberapa penyakit atau
keadaan lain mungkin berhubungan dengan 1 atau lebih dari beberapa faktor
sebagai berikut :1. Lingkungan
fisis, kemis, biologis, sosial dan ekonomi yang berbeda-beda dari
suatu tempat ke tempat lainnya.2. Konstitusi
genetis atau etnis dari penduduk yang berbeda, bervariasi seperti
karakteristik demografi.3. Variasi
kultural terjadi dalam kebiasaan, pekerjaan, keluarga, praktek higiene
perorangan dan bahkan persepsi tentang sakit atau sehat.4. Variasi
administrasi termasuk faktor-faktor seperti tersedianya dan efisiensi
pelayanan medis, program higiene (sanitasi) dan lain-lain.Banyaknya penyakit hanya berpengaruh pada daerah
tertentu. Misalnya penyakit demam kuning, kebanyakan terdapat di Amerika Latin.
Distribusinya disebabkan oleh adanya “reservoir” infeksi (manusia atau kera), vektor
(yaitu Aedes aegypty), penduduk yang rentan dan keadaan iklim yang memungkinkan
suburnya agen penyebab penyakit. Daerah dimana vektor dan persyaratan iklim
ditemukan tetapi tidak ada sumber infeksi disebut “receptive area” untuk demam
kuning.Contoh-contoh penyakit lainnya yang terbatas pada daerah
tertentu atau yang frekuensinya tinggi pada daerah tertentu, misalnya
Schistosomiasis di daerah dimana terdapat vektor snail atau keong (Lembah Nil,
Jepang), gondok endemi (endemic goiter) di daerah yang kekurangan yodium.
- Waktu (Time)
Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan
kebutuhan dasar didalam analisis epidemiologis, oleh karena perubahan-perubahan
penyakit menurut waktu menunjukkan adanya perubahan faktor-faktor etiologis.
Melihat panjangnya waktu dimana terjadi perubahan angka kesakitan, maka
dibedakan :1. Fluktuasi
jangka pendek dimana perubahan angka kesakitan berlangsung
beberapa jam, hari, minggu dan bulan.2.
Perubahan-perubahan secara siklus dimana perubahan-perubahan angka
kesakitan terjadi secara berulang-ulang dengan antara beberapa hari, beberapa
bulan (musiman), tahunan, beberapa tahun.3.
Perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam periode waktu
yang panjang, bertahun-tahun atau berpuluh tahun yang disebut “secular trends”.
- Fluktuasi Jangka Pendek
Pola perubahan kesakitan ini terlihat pada epidemi
umpamanya epidemi keracunan makanan (beberapa jam), epidemi influensa (beberapa
hari atau minggu), epidemi cacar (beberapa bulan).Fluktuasi jangka pendek atau epidemi ini memberikan
petunjuk bahwa :
1. Penderita-penderita terserang penyakit
yang sama dalam waktu bersamaan atau
hampir bersamaan.
hampir bersamaan.2. Waktu inkubasi
rata-rata pendek.
- Perubahan-Perubahan Secara Siklus
Perubahan secara siklus ini didapatkan pada keadaan
dimana timbulnya dan memuncaknya angka-angka kesakitan atau kematian terjadi
berulang-ulang tiap beberapa bulan, tiap tahun, atau tiap beberapa tahun.
Peristiwa semacam ini dapat terjadi baik pada penyakit infeksi maupun pada
penyakit bukan infeksi.Timbulnya atau memuncaknya angka kesakitan atau kematian
suatu penyakit yang ditularkan melalui vektor secara siklus ini adalah
berhubungan dengan :
1. Ada tidaknya keadaan yang memungkinkan transmisi penyakit oleh vektor yang
bersangkutan, yakni apakah temperatur atau kelembaban memungkinkan
transmisi.2. Adanya tempat
perkembangbiakan alami dari vektor sedemikian banyak untuk
menjamin adanya kepadatan vektor yang perlu dalam transmisi.3. Selalu adanya
kerentanan4. Adanya
kegiatan-kegiatan berkala dari orang-orang yang rentan yang
menyebabkan mereka terserang oleh “vektor bornedisease” tertentu.5. Tetapnya
kemampuan agen infektif untuk menimbulkan penyakit.6. Adanya
faktor-faktor lain yang belum diketahui. Hilangnya atau berubahnya
siklus berarti adanya perubahan dari salah satu atau lebih hal-hal tersebut
diatas.Penjelasan mengenai timbulnya atau memuncaknya penyakit
menular yang berdasarkan pengetahuan yang kita kenal sebagai bukan vektor borne
secara siklus masih jauh lebih kurang dibandingkan dengan vektor borne diseases
yang telah kita kenal. Sebagai contoh, belum dapat diterangkan secara pasti
mengapa wabah influensa A bertendensi untuk timbul setiap 2-3 tahun, mengapa
influensa B timbul setiap 4-6 tahun, mengapa wabah campak timbul 2-3 tahun (di
Amerika Serikat).Sebagai salah satu sebab yang disebutkan ialah
berkurangnya penduduk yang kebal (meningkatnya kerentanan) dengan asumsi
faktor-faktor lain tetap. Banyak penyakit-penyakit yang belum diketahui
etiologinya menunjukkan variasi angka kesakitan secara musiman.Tentunya observasi ini dapat membantu didalam memulai
dicarinya etiologi penyakit-penyakit tersebut dengan catatan-catatan bahwa
interpretasinya sulit karena banyak keadaan yang berperan terhadap timbulnya
penyakit juga ikut berubah pada perubahan musim, perubahan populasi hewan,
perubahan tumbuh-tumbuhan yang berperan tempat perkembangbiakan, perubahan
dalam susunan reservoir penyakit, perubahan dalam berbagai aspek perilaku
manusia seperti yang menyangkut pekerjaan, makanan, rekreasi dan sebagainya.Sebab-sebab timbulnya atau memuncaknya beberapa penyakit
karena gangguan gizi secara bermusim belum dapat diterangkan secara jelas.Variasi musiman ini telah dihubung-hubungkan dengan
perubahan secara musiman dari produksi, distribusi dan konsumsi dari
bahan-bahan makanan yang mengandung bahan yang dibutuhkan untuk pemeliharaan
gizi maupun keadaan kesehatan individu-individu terutama dalam hubungan dengan
penyakit-penyakit infeksi dan sebagainya.2. FREKUENSI, DISTRIBUSI, DETERMINAT
- FREKUENSI
Frekwensi yang dimaksudkan disini menunjuk pada besarnya
masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia/masyarakat. Untuk dapat
mengetahui frekwensi suatu masalah kesehatan dengan tepat, ada 2 hal yang harus
dilakukan yaitu :Menemukan masalah kesehatan yang dimaksud.Melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang
ditemukan tersebut.
- DISTRIBUSI
Yang dimaksud dengan Penyebaran / Distribusi masalah
kesehatan disini adalah menunjuk kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut
suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan dalam epidemiologi
adalah menurut Ciri – ciri manusia ( PERSON), t tempat ( PLACE ), dan waktu (
TIME )
- DETERMINANT
Yang
dimaksud disini adalah menunjuk kepada factor penyebab dari suatu penyakit /
masalah kesehatan baik yang menjelaskan frekuensi, penyebaran atau pun yang
menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Dalam hal ini ada
3 langkah yang lazim dilakukan yaitu :Merumuskan Hipotesa tentang penyebab yang dimaksud.Melakukan pengujian terhadap rumusan Hipotesa yang
telah disusun.Menarik kesimpulan.Referensi :
- Budiarto, eko.2003. Pengantar epidemiologi.jakarta: penerbit buku
kedokteran egc
- Bustan mn ( 2002 ). Pengantar
epidemiologi, jakarta, rineka cipta
- Nasry, nur dasar-dasar epidemiologi
- Arsip mata kuliah fkm unhas 2006
Comments
Post a Comment