Makalah Penyakit Sars
BAB 1
A. Pengertian Sars
SARS (Severe Acute Respiratoty Syndrome)
adalah suatu jenis penyakit pernapasan akibat virus yang pertama kali terjadi
di beberapa negara Asia. Penyakit ini kemudian menyebar ke Amerika dan Eropa.
Virusnya bernama SARS-CoV (SARS Coronavirus) yang menyerang saluran pernapasan
bagian atas. Para ahli percaya, SARS pertama kali berkembang di dalam tubuh
binatang. Hal ini berdasarkan temuan mereka akan virus yang sama di dalam tubuh
musang. Musang ini di Cina dikonsumsi sebagai makanan saat keadaan terdesak.
B. Persebaran
Sars
Cara penularan penyakit
melalui kontak langsung dengan penderita SARS baik karena berbicara, terkena
percikan batuk atau bersin (“Droplet Infection”). Penularan melalui udara,
misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu
gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan
penderita SARS. Masa penularan dari orang ke orang belum teridentifikasi dengan
jelas. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau
tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan sembuh. Periode
aman dari kemungkinan terjadinya penularan pada unit pelayanan atau pada
kelompok masyarakat yang terjangkit KLB SARS adalah setelah lebih dari 14 hari
sejak kasus terakhir dinyatakan sembuh.
C. Penyebab
Sars
Para ilmuwan kian meyakini bahwa virus dari keluarga corona
adalah penyebab SARS. Ilmuwan dari Hong Kong mengaku bahwa mereka
telah berhasil menunjukkan dengan tepat virus corona itu setelah
mengidentifikasi bagian kecil dari sampel DNA pasien yang terinfeksi SARS.
Hasil riset ilmuwan Hong Kong ini didukung hasil riset Institut Pasteur di
Perancis dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Atlanta, AS.
Dr Mark Salter dari WHO menyatakan, virus itu biasanya menyerang
binatang, umumnya babi ( Virus ini pertama kali ditemukan oleh Twnell dari USA
pada tahun 1965 dan berhasil melakukan kultur yang ditemukan pada manusia
dengan gejala Commond Cold dan penyakit Infeksi saluran pernapasan bagian atas,
biasanya virus ini muncul pada musim dingin dan awal musim semi, jika virus ini
berasal dari Babi, maka pada manusia akan menyebabkan kelainan Gastro
Enteritis, jika berasal dari ayam , pada manusia akan menyebabkan bronchitis
dan jika berasal dari tikus, pada manusia akan menyebabkan Hepatitis, virus ini
juga dapat ditemukan pada penderita HIV/AIDS yang menderita Diare), yang dengan
berbagai cara akhirnya menyebar ke manusia.
BAB 2
1.1 Gejala Sars
Mula-mula gejalanya mirip
seperti flu dan bisa mencakup : demam , myalgia , lethargy , gejala
gastrointestinal ,batuk , radang
tenggorokan , dan gejala non-spesifik
lainnya. Satu-satunya gejala yang sering dialami seluruh pasien adalah
demam di atas 38 °C (100.4 °F). Sesak napas bisa
terjadi kemudian.
Gejala tersebut biasanya
muncul 2–10 hari setelah terekspos, tetapi sampai 13 hari juga pernah
dilaporkan terjadi. Pada kebanyakan kasus gejala biasanya muncul antara 2–3
hari. Sekitar 10–20% kasus membutuhkanventilasi mekanis.orang
itu bisa disebut probable SARS atau
bisa diduga terkena SARS. Gejala lainnya sakit kepala, otot terasa kaku, diare
yang tak kunjung henti, timbul bintik-bintik merah pada kulit, dan badan lemas
beberapa hari. Ini semua adalah gejala yang kasat mata bisa dirasakan langsung
oleh orang yang diduga menderita SARS itu. Tapi gejala itu tidak cukup kuat
jika belum ada kontak langsung dengan pasien. Tetap diperlukan pemeriksaan
medis sebelum seseorang disimpulkan terkena penyakit ini. Paru-parunya
mengalami radang, limfositnya menurun, trombositnya mungkin juga menurun. Kalau
sudah berat, oksigen dalam darah menurun dan enzim hati akan meningkat. Ini
semua gejala yang bisa dilihat dengan alat medis. Tapi semua gejala itu masih
bisa berubah. Penelitian terus dilangsungkan sampai sekarang.
Tanda-tanda penderita
Sars diantaranya:
a. Selama satu minggu pertama, pasien akan
mengalami gejala prodromal mirip influenza
seperti demam, malaise,
mialgia, sakit kepala, dan limfopenia.
b. Batuk kering,dispnea,dan diare dalam volume
besar dapat terjadi selama dua minggu pertama.
c. Penyebaran terjadi selama minggu kedua
d. Pada kasus yang berat, gawat napas berkembang
dengan cepat dan terjadi desaturasi oksigen, sekitar 20% memerlukan
perawatan intensif.
1.2 Pencegahan sars
. a. Penderita
Pengobatan para
penderita SARS biasanya dilakukan dengan perawatan intensif di rumah
sakit, terutama jika
terjadi sesak napas. Penderita akan ditempatkan di ruang isolasi agar tidak
menyebarkan virus ke mana-mana. Obat yang dipakai biasanya adalah obat yang
mengandung kortikosoid dan antivirus ribavirin. Walaupun demikian, obat ini belum 100% efektif mengobati SARS.
Dan sampai saat ini belum ada satu pun obat yang efektif dalam mengobati SARS.
b. Contact
Person
Untuk mencegah
penularan penyakit SARS dapat dilakukan dengan cara:
1.
Hindarilah bepergian
atau naik kendaraan umum namun jika terpaksa maka jangan menutup jendela atau
pintu
2.
Hindarilah
tempat-tempat umum dan ramai khususnya di daerah dekat rumah sakit, internet
cafe, tempat-tempat nongkrong, bioskop, dan perpustakaan, jika kamu
melakukannya maka pakailah masker dan cucilah tangan anda secara bersih dan
teratur.
3.
Hindarilah mengunjungi
pasien dan periksa ke dokter di rumah sakit khususnya yang ada pasien SARSnya.
4.
Ajarilah anak-anak
untuk cuci tangan dengan sabun dan jangan menyentuh mulut, hidung, dan mata
dengan tangan telanjang
5.
Jagalah keseimbangan
gizi diet Anda dan hendalah berolahraga secara teratur untuk meningkatkan
sistem kekebalan tubuh kita
6.
Anak-anak yang sistem
kekebalan tubuhnya melemah harus memakai masker sepanjang waktu untuk
menhindari menyebarnya cairan tubuh seperti ludah/air liur
7.
Periksalah suhu badan
Anda secara teratur dan tetaplah hati-hati dengan kondisi kesehatan Anda
c. Lingkungan
SARS juga bisa
dihindari dengan menjaga kesehatan lingkungan seperti:
1.
Menjaga sirkulasi
udara di kamar Anda
2.
Menjaga lingkungan
rumah Anda tetap sehat. Di sini ada beberapa solusi untuk mematikan kuman
yang dapat digunakan. Caranya: Gunakan pemutih ( bleach ) yang tersedia
di pasar (dengan kandungan kimia 8-12%). Ini adalah cara paling murah dan
efektif mematikan kuman. Persiapan: Pakailah sarung tangan anti air, Campurlah
pemutih dengan air dengan ukuran 1:100 (pemutih/bleach:air/water).
Frekuensi: Bersihkanlah tempat-tempat yang sering dilewati
orang secara teratur dan selama masa penyebaran virus SARS, lebih baik
bersihkanlah/basmilah kuman rumah Anda setiap hari.
Sejauh kita menjaga diri, memakai masker dan mencuci tangan
secara teratur, dilanjutkan dengan instruksi karantina maka kita semua dapat
menghindari infeksi. Tidak perlu terlalu panik atau mendiskriminasi
tersangka atau pasien SARS. Menjaga diri dengan baik adalah untuk
“MENYELAMATKAN DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN”! Tidak semua orang adalah pembawa
virus SARS, dengan lebih mengaja diri berarti kamu sudah memberikan dukungan
yang luar biasa kepada para pasien SARS untuk sembuh lebih cepat dan menambah
sistem kekebalan tubuh. Terlalu panik dan bimbang dapat mengakibatkan
menurunnya sistem kekebalan tubuh kita.
1.3 Pengobatan SARS
Antibiotik masih
belum efektif. Pengobatan SARS hingga kini masih bergantung pada anti-pyretic, supplemen oksigen dan bantuan
ventilasi.
Kasus SARS yang
mencurigakan harus diisolasi, lebih baiknya di ruangan tekanan negatif, dengan
kostum pengaman lengkap untuk segala kontak apapun dengan pasien.
Awalnya ada dukungan anekdotal untuk penggunaan steroid dan antiviral drug ribavirin. Namun tidak ada bukti yang mendukung terapi ini. Sekarang
banyak klinik yang mencurigai ribavirin tidak
baik bagi kesehatan.
Ilmuwan kini sedang
mencoba segala obat antiviral untuk
penyakit lain seperti AIDS, hepatitis, influenza dan
lainnya pada coronavirus.
Ada keuntungan dari
penggunaan steroid dan immune system modulating agent lainnya
pada pengobatan pasien SARS yang parah.
Karena beberapa bukti
menunjukkan sebagian dari kerusakan serius pada penyakit SARS disebabkan oleh
reaksi yang berlebihan pada sistem kekebalan tubuh terhadap virus.
Penelitian masih
berlanjut pada area ini. Pada Desember 2004, laporan menyebutkan para peneliti
Tiongkok telah menemukan sebuah vaksin SARS
yang telah diujicoba pada 36 sukarelawan, 24 diantaranya menghasilkanantibodi virus
SARS.
Saat ini ilmuwan telah
melampaui tahapan penemuan virus itu sehingga mereka dapat konsentrasi untuk
menemukan cara mendiagnosa, mengobati dan mencegah wabah itu sehingga dokter
bisa mengkonfirmasikan pada pasien yang yang terinfeksi virus mematikan itu.
Hingga kini belum ada obat antivirus yang berhasil mengobati SARS atau vaksin
untuk mencegahnya.
1.4 Tingkat
Kematian
Tingkat kematian bervariasi di setiap negara dan organisasi
peliput. Pada awal Mei, supaya konsisten dengan metrik yang sama pada penyakit
lain, WHO dan CDC AS mengutip 7%, atau
jumlah kematian dibagi dengan kasus kemungkinan,
Sebagai tingkat kematian SARS. yang lainnya lebih setuju dengan
figur 15% yang
didapat dari jumlah kematian dibagi dengan jumlah yang telah sembuh atau
meninggal, dengan alasan lebih mencerminkan situasi sebenarnya secara akurat.
Tatkala wabah berlanjut tingkat kematian mancapai 10%.
Salah satu alasan mengapa mengukur jumlah kematian sulit ialah
angka infeksi dan angka kematian meningkat pada kadar yang sama sekali berbeda.
Sebuah kemungkinan penjelasan mencakup infeksi
sekunder sebagai agen penyebab penyakit (Lihat analisis Eric Lerner),
tetapi apapun penyebabnya, angka kematian sudah pasti akan berubah.
Kematian berdasarkan grup usia terhitung 8 Mei 2003 adalah di
bawah 1% untuk
orang usia 24 atau lebih muda,6% untuk
mereka yang berusia 25-44, 15% pada
usia 45-64 dan lebih dari 50% untuk
yang berusia lebih dari 65.
Sebagai perbandingan, kasus tingkat kematian influenza biasanya
sekitar 0.6% (terutama
pada lansia) tetapi dapat naik hingga 33% pada
epidemi lokal yang parah dari mutasi baru.
Tingkat kematian jenis pneumonia menular
dasar sekitar 70%.
BAB 3
Kesimpulan
Penyakit SARS merupakan penyakit yang menyerang sistem
pernafasan. Penyakit SARS disebabkan oleh virus. Gejalanya mirip dengan flu
seperti demam, batuk dan tenggorokan kering. Penularan penyakit SARS ditularkan
melalui udara dengan kontak langsung dengan penderita. Penyakit ini dapat dicegah
dengan cara menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan kepedulian terhadap
diri dengan selalu menjaga kesehatan. Hingga kini belum ada obat antivirus yang
berhasil mengobati SARS atau vaksin untuk mencegahnya
Daftar Pustaka
Comments
Post a Comment